Kunjungi dulu Produk baru dan distributor obat herbal www.facebook.com/minumanherbalnurulhikmah (Mohammad Taufiq Karangjati Ngawi) Akan Segera Launching Produk Baru Minuman Herbal"Nurul Hikmah" Harga Sangat terjangkau,lulus uji Depkes,Lulus Uji fungsi/kasiat. Telah terbukti dengan izin Allah Sakit Paru paru sembuh Berkah Minum Herbal "Nurul Hikmah" Syarat Menjadi Distributor /agen/reseller sangat mudah.Anda minat menjadi member,distributor,agen,reseller??? Hubungi dan perkenalkan sejak dini Hub:082323944137 https://www.facebook.com/minumanherbalnurulhikmah?fref=nf Harga untuk Distributor minimal 1000 botol harga perbotol 10.000 Agen minimal 100 botol harga perbotol 15.000 Reseller minimal 25 botol harga perbotol 20.000 Harga Eceran 25.000 Minuman Herbal"Nurul Hikmah" Sedia kusus ramuan untuk mengatasi berbagai macam penyakit. Obat herbal / jamu tradisional alami . Minuman herbal "Nurul Hikmah" Menjkadi saran dan Solusi alternatif untuk mengatasi berbagai macam penyakit akut dan kronis. Minuman herbal nurul hikmah sedia kusus ramuan untuk mengatasi berbagai macam penyakit. Seperti penyakit paru paru,jantung lemah,maag kronis,asam urat,asam lambung,stroke,kencing manis/diabetes,darah rendah,darah tinggi,kurang nafsu makan,pegal pegal,linu linu,encok, reumatik dll. Semoga membawa hikmah dan berkah Aamiin __________________________________________________________________________________________________________________________________________________
Obat tradisional telah lama dikenal dan banyak digunakan oleh
masyarakat Indonesia. Rempah yang mudah didapat dan sangat baik tumbuh
ditanah Indonesia, membuat masyarakat banyak bercocok tanam dan
menggunakannya sebagai kebutuhan sehari – hari dan menggunakan sebagai
obat tradisional.
Tak hanya Negara Indonesia dinegara –negara lainnya juga menggunakan tanaman herbal sebagai obat tradisional, salah satu tanaman rempah yang dibawa ke Negara Indonesia adalah Temu Hitam, Temu Hitam adalah jenis tanaman temu – temu yang masih 1 suku / 1 keluarga dengan (Zingiberaceae), kebanyakan jenis tersebut terdapat dan tumbuh ditanah jawa, namun menurut pakar peneliti ( Sastrapradja,1997) .Temu Hitam ( Curcuma aeruginosa Roxb. ) berasal dari Myanmar, kemudian menyebar ke daerah tropika lainnya seperti di Negara Indonesia.
Kemudian temu hitam dikenal di Indonesia karena tanahnya yang subur temu hitam tumbuh dengan baik ditanah jawa. Pada masa itu temu hitam mulai digunakan sebagai obat tradisional, temu hitam yang diseduh berguna membersihkan darah wanita dalam masa nifas dan obat penyakit kulit ( kudis, borok, gatal –gatal ) . dan tak hanya itu khasiatnya dapat meluruhkan dahak , penambah nafsu makan dan obat cacing. Temu hitam biasanya ditanaman diantara pohon pohon jati , sangat banyak dijumpai di daerah jawa tengah dan jawa barat. Dari sela sela pohon jati masyarakat memanfaatkannya sebagai tempat untuk menanam temu hitam.
Namun di perjalanannya temu ihtam mempunyai beberapa nama diantaranya : Temu ireng adalah pangilan orang jawa tak hanya itu dalam bahasa daerah dikenal dengan beberapa nama, antara lain : temu hitam (Minang), koneng hideung (Sunda), temu ireng (Jawa), temu ireng (Madura), dan temu erang (Sumatra). namun ada peneliti yang menyebutkan bahwa Tanaman ini berasal dari Burma, kemudian menyebar ke daerah-daerah tropis lainnya, terutama di wilayah Indo- Malaya, termasuk Indonesia (Rahmat, 2004 :12-14) ,ciri tanaman ini hampir sama dengan sahabatnya yaitu TEMU PUTIH yang sudah dibahas di artikel sebelumnya , TEMU HITAM mempunyai Tinggi mencapai dua meter dan lebar rumpun 26,90 cm.
Jika ditanam di dataran rendah, tiap rumpun dapat menghasilkan dua belas anakan, sedangkan di dataran tinggi hanya sekitar lima anakan per rumpun. Permukaan daun bagian atas bergaris menyirip dan pinggiran daun rata. Daun tidak berbulu dan ibu tulang daun atau kedua sisinya berwarna cokelat merah sampai ungu. Ukuran panjang daun rata-rata 39,20 cm dan lebar 12,20 cm. Jika dipotong melintang, rimpang berwarna putih dan berbentuk cincin. Jika diirisiris, rimpang akan tampak seperti cincin berwarna biru atau kelabu. Kulit rimpang tua umumnya berwarna putih kotor, sedangkan dagingnya kelabu. Rimpang cukup harum dan berasa getir.
Rimpang rasanya pahit, tajam, dingin. Rimpang berkhasiat untuk membangkitkan nafsu makan, melancarkan keluarnya darah kotor setelah melahirkan, penyakit kulit seperti kudis, dan borok, perut mules (kolik) ,sariawan, batuk, sesak nafas, dan cacingan, encok, kegemukan badan. (Setiawan,2005)
Khasiat yang terdapat di Rempah Temu hitam sangat dapat diandalkan untuk digunakan sebagai pengobatan secara tradisional. Lalu apa saja yang terkandung dalam rempah ini ?
Rimpang temu ireng mengandung saponin, minyak atsiri, flavonoid, kurkuminoid, zat pahit, damar, lemak, mineral, minyak dan saponin. Kandungan minyak atsiri terbesar terdapat pada irisan temu ireng, dan kadar minyak atsiri maksimal terdapat pada waktu rimpang belum bertunas dan mengeluarkan batang atau daun yang tumbuh. (Widyawati M, Darsono FI, Senny YE, 2003).
Minyak atsiri adalah bagian komponen tanaman yang mempunyai banyak manfaatnya. Salah satunya manfaat dalam bidang kesehatan yaitu sebagai anti bakteri. Minyak atsiri berupa cairan kental kuning emas mengandung Monoterpen dan Sesquiterpen. Monoterpen Curcuma aeruginosa terdiri dari Monoterpen Hidrokarbon (alfa pinen, D-kamfen), Monoterpen Alkohol (D-borneol), Monoterpen Keton (D-kamfer), dan Monoterpen Oksida (sineol). Dari hasil penelitian dikemukakan bahwa minyak atsiri memiliki anti mikroba terhadap S. aureus dan E.coli.
Kadungan minyak atsiri juga terdapat pada rempah lainnya, Temu Hitam dikenal dapat menyembuhkan Luka Luar. Penyebab terjadinya luka dapat disebabkan oleh berbagai macam dan termasuk jenis lukanya. Luka akan menimbulkan seperti kerusakan kulit, jaringan otot, bahkan sampai tulang. Luka terdiri dari beberapa kategori yaitu luka abrosi (lecet), luka laserasi (luka robek), luka kontusio (luka memar), dan luka tusuk (Lazuardi, 2010).
Minyak atsiri yang terdapat dalam batang serai dapat menghambat pertumbuhan bakteri yaitu dengan cara merusak dinding sel bakteri, karena bakteri Bakteri memiliki lapisan luar yang disebut dinding sel yang dapat mempertahankan bentuk bakteri dan melindungi membran protoplasma dibawahnya. Selain itu, minyak atsiri juga memiliki kemampuan merubah molekul protein dan asam nukleat.Tak hanya bisa mengobati luka luar, tapi Temu Ireng dapat mengobati penyakit dalam .
Hasil Penelitian
Penyakit cacingan diderita oleh hampir 80% penduduk Indonesia, baik anak-anak maupun dewasa. Penyakit ini sering mengenai anak usia balita dan sekolah dasar, serta orang dewasa yang bekerja di daerah pertambangan atau pertanian.
Gejala serangan kecacingan antara lain terdapat gangguan pencernaan ringan, seperti sakit perut, mual, dan nafsu makan berkurang.
Tips Sehat Terhindar dari Kecacingan :
USIR CACING DENGAN TEMU IRENG
“Anak Ibu cacingan ?” kita semua pasti
telah sering mendengar bunyi iklan tersebut. Hampir semua ibu-ibu yang
mempunyai putra masih kecil, akan berpendapat bahwa anaknya terkena
penyakit cacingan bila menemui kondisi badan anaknya yang kurus, raut
muka pucat dan perutnya buncit. Walau tanda-tanda itu tidak sepenuhnya
benar , namun tidak dapat dipungkiri bahwa adanya gerombolan cacing di
tubuh, akan membuat sang anak/orang yang menjadi induk semangnya menjadi
kurus, karena sang cacing merampok zat gizi yang seharusnya diterima
oleh tubuh. Walau harus ditanamkan juga, bahwa cacingan tidak hanya
menyerang anak-anak saja, tetapi orang dewasa pun juga bisa terkena
apabila tertular ataupun hygienitasnya jelek.
Saat ini memang amatlah banyak obat-obat modern untuk membasmi cacing
yang sudah terlanjur menghuni dan bertempat tinggal di perut. Namun bila
obat tersebut dirasa mahal, mengapa kita tidak melirik obat alternatif
lain yang berasal alam ,yang telah terbukti secara empiris dan ilmiah
sebagai penghalau cacing. Untuk diketahui, saat ini banyak tumbuhan obat
yang masih aktif dipakai sebagai obat anti cacing di berbagai benua di
dunia seperti Afrika, Asia dan Amerika latin. Bagi Indonesia sendiri,
salah satu tumbuhan obat yang telah digunakan turun-temurun dan terbukti
secara ilmiah sebagai obat cacing adalah rimpang temu ireng. Namun
jangan salah , ternyata selain sebagai obat cacing, rimpang ini juga
memiliki khasiat lain yang tidak kalah mengagumkan, penasaran ? Mari
kita simak bahasan mengenai temu ireng dibawah ini.
Mengenal Lebih Dekat Tentang Temu Ireng
Curcuma aeruginosa Roxb. atau dalam nama daerah
dikenal dengan nama temu ireng(Jawa, Sumatera, Bali), tamu hitam
(Minangkabau), koneng hideung (Sunda), temo ireng (Madura) atau temu
lotong (Sulawesi) adalah salah satu dari warga Zingiberaceae atau
temu-temuan yang juga banyak memiliki khasiat yang menguntungkan bagi
kesehatan manusia. Tanaman ini dapat tumbuh setinggi sampai 2 m,
berwarna hijau atau coklat gelap yang tumbuh liar di ladang rumput , di
hutan jati atau pada tempat yang berketinggian 400 hingga 750 m di atas
permukaan tanah. Tiap tumbuhan memiliki daun 2-9 helai, berbentuk bundar
sampai bundar lonjong dengan ujung runcing, berwarna hijau atau coklat
keunguan sampai gelap. Kelopak bunga berwarna putih, berbulu panjangnya 8
–13 mm. Mahkota bunga berbentuk tabung, berwarna putih atau kekuningan.
Rimpangnya mudah dikenali, yaitu dengan adanya lingkaran warna biru
atau berwarna seperti timbel (timah) kalau diiris. Baunya aromatik,
rasanya sangat pahit dan lama-kelamaan bisa menimbulkan rasa tebal di
bibir dan lidah. Bila di jual dipasaran dalam bentuk kering atau
simplisia biasanya berupa kepingan yang pipih , keras dan panjang 1 cm
sampai 5 cm, lebar 1 – 3 cm, tebal sampai 0,5 cm, tepi agak melengkung,
permukaan berwarna coklat ke abu-abuan atau jingga keabu-abuan.
Kandungan zat yang dipunyainya antara lain adalah minyak atsiri ±2 %
dengan komponen kurzerenon, monoterpen dan seskuiterpen ( isofuranodien,
furanodienon, dehidrokurdion, kukurmenon dan zedoarol) , pati, damar
dan lemak. Bahan yang umum digunakan sebagai obat tradisonal adalah
perasaan , rebusan atau seduhan dari rimpang tanaman ini.
Temu Ireng Musuh Cacing
Ternyata apa yang telah dilakukan secara turun temurun oleh
nenek moyang kita untuk mengobati anak-anaknya yang cacingan dengan temu
ireng tidaklah salah. Untuk mengetahui khasiatnya sebagai obat cacing
secara ilmiah, beberapa peneliti telah melakukan penelitian mengenai
daya pembunuh cacing dari perasan dan rebusan rimpang temu ireng.
Perasan yang diperoleh dari rimpang segar yang dikupas, dicuci dan
ditiriskan, kemudian diperas dengan juicer beserta penyaringnya,
sehingga diperoleh konsentrasi perasan 100% yang kemudian diencerkan
dengan air suling. Sedang rebusan diperoleh dari serbuk rimpang tersebut
setelah dikeringkan selama beberapa hari dan direbus dengan menggunakan
panci infus pada suhu 90 derajat Celsius selama 15 menit. Dari hasil
penelitian menunjukkan bahwa pemberian perasan dan rebusan dari rimpang
temu ireng dapat membunuh cacing Ascaridia galli dan perasan rimpang temu ireng menunjukkan aktivitas yang lebih baik dibanding infusnya.
Hasil ini juga menunjukkan bahwa untuk mengobati penyakit cacingan,
akan lebih baik bila kita menggunakan perasan langsung dari rimpang temu
ireng ini dengan menggunakan air masak, dibanding membuat ramuan dengan
cara merebusnya, karena diduga dengan pemanasan yang terlalu lama akan
dapat merusak zat aktif pelawan cacing dari temu ireng ini. Zat aktif
yang berkhasiat sebagai obat cacing diantaranya adalah minyak atsiri
(monoterpen dan seskuiterpen).
Lebih meyakinkan lagi, dari penelitian lain secara klinis ,
didapatkan hasil bahwa sirup rimpang temu ireng yang diberikan kepada
murid-murid SD kelas 1 sampai kelas 6 di Surabaya dengan dosis 15 ml per
hari yang setara dengan 25 g bahan segar , mempunyai khasiat yang sama
dengan pemberian mebendazol 500 mg( obat modern) dosis tunggal.
Nah, dengan berbagai hasil penelitian diatas , tentunya kita tidak
perlu lagi meragukan khasiat dari temu ireng untuk membasmi cacing yang
menghuni tubuh kita. Untuk ramuan tradisional sebagai obat anti cacing,
diperlukan temu ireng ±sebesar satu ruas jari dan ½ gelas air panas.
Temu ireng dicuci dan diparut, kemudian diseduh dengan air panas.
Setelah dingin, seduhan disaring. Untuk anak 3 - 5 tahun diminumkan 1
kali sehari 2 sendok makan, anak 6 - 8 tahun 1 kali sehari 5 sendok
makan, anak 9 - 12 tahun 1 kali sehari 8 sendok makan dan dewasa 1 kali
sehari ½ gelas.
Nafsu Makan Meningkat Dengan Temu Ireng
Setelah cacing bisa ditumpas dengan sukses, ada keuntungan
lain dari mengkonsumsi rimpang temu ireng ini. Bila pada waktu cacingan,
putra anda menjadi tidak punya nafsu makan sehingga membuat badan
menjadi kurus, temu ireng pun bisa mengatasi hal ini. Kita pasti sering
mendapat nasehat dari para orang tua, bila anak rewel tidak mau makan
berilah cekokan temu ireng. Nasehat ini pun benar adanya. Hasil
penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti mengenai pengaruh
pemberian rebusan rimpang temu ireng terhadap jumlah makanan yang
dikonsumsi dan berat badan pada tikus putih menunjukkan hasil yang
memuaskan. Ternyata dari pemberian rebusan rimpang ini dengan berbagai
konsentrasi dapat meningkatkan jumlah makanan yang dikonsumsi oleh tikus
putih secara bermakna dan peningkatan berat badan diperoleh pada
konsentrasi 5%. Nah terbukti kan bahwa nenek moyang kita memang
dikaruniai insting yang kuat untuk mempertahankan kesehatannya melalui
hasil alam.
Kegunaan untuk meningkatkan nafsu makan ini pun tidak
terbatas bagi anak-anak saja. Bila anda merasa tiba-tiba nafsu makan
hilang tanpa sebab , mengapa tidak mencoba minum rebusan temu ireng ini
1-2 kali sehari ½ - 1 gelas. Dengan dibarengi olah raga yang teratur
dan disertai dengan tampilan makanan yang mengundang selera, tidaklah
heran kalau nafsu makan anda akan segera pulih seperti sedia kala.
Manfaat Temu Ireng Bagi Wanita
Bagi para wanita terutama ibu-ibu ternyata temu ireng ini
mempunyai khasiat yang khusus pula. Walau belum ada penelitian ilmiah
ataupun laporan ilmiah mengenai hal ini, tetapi beberapa pustaka
mencantumkan bahwa sebagai obat tradisional, rimpang ini telah lama
digunakan atau diberikan kepada wanita nifas untuk memperlancar
pembersihan. Bahkan di temukan pula bahwa temu ireng ini merupakan
bagian utama dari minuman yang diberikan kepada wanita nifas dalam waktu
antara 1 – 3 hari setelah melahirkan karena khasiatnya yang diduga
sebagai pembersih darah. Pustaka dari negara lain juga menyebutkan bahwa
rebusan dari rimpang temu ireng ini mempunyai kemampuan untuk
mengembalikan kesehatan uterus sang ibu setelah melahirkan baik secara
normal maupun melalui pembedahan dan dapat membantu mengatasi rasa sakit
pada uterus. Namun demikian penelitian mengenai keamanannya bagi
ibu-ibu yang menyusui belum banyak diketahui.
Pengolahan temu ireng untuk obat tradisional
Untuk membuat ramuan tradisonal yang baik dan benar
dari bahan alam ada beberapa hal yang tidak boleh diabaikan. Pada
pembuatan ramuan dari rimpang temu ireng ini karena ada beberapa hasil
penelitian yang menyebutkan bahwa perasan rimpang segar mempunyai
khasiat yang lebih baik, maka apabila anda ingin membuat ramuan dengan
cara perasan, ada beberapa hal yang harus diperhatikan, yaitu :
- Cucilah terlebih dahulu semua alat-alat yang digunakan (
misalnya : pisau, parutan, penyaring dll ) dengan menggunakan air
bersih, lalu bilas sekali lagi dengan menggunakan air matang dan
tiriskan.
- Bahan baku yaitu rimpang temu ireng disikat dan dicuci dengan
menggunakan air bersih serta bilas juga yang terakhir dengan air
matang. Baru kemudian diiris atau pun langsung diparut.
- Ramuan dengan perasan atau tanpa direbus, harus langsung
diberikan/ segera. Jangan menyimpan untuk digunakan pada besoknya.
Maksimal penyimpanan adalah 6 jam dalam lemari pendingin, tetapi hasil
terbaik adalah apabila langsung diberikan. Karena ramuan tanpa direbus
mempunyai kesempatan yang banyak untuk tumbuhnya jamur ataupun bakteri.
Sedang untuk praktisnya anda bisa juga membuat ramuan tradisional dari
simplisia temu ireng dengan cara cuci bersih rimpang tersebut, tiriskan
dan potong tipis-tipis (3 mm) dengan arah melintang. Keringkan dengan
cara diangin-anginkan ( jangan dibawah sinar matahari langsung) sampai
benar-benar kering. Kemudian simpan dalam wadah yang bersih .
Selanjutnya anda tinggal memakai simplisia ini sesuai dengan kebutuhan.
Dosis umum yang dipakai adalah 1 sendok makan peres serbuk temu ireng
yang diseduh dengan air mendidih (air panas) sebanyak 1/2 gelas (100cc),
kemudian biarkan dingin dan mengendap, dan minumlah airnya saja tanpa
endapannya. Ramuan ini dapat diminum 1- 2 kali sehari.
Manfaat Temu Hitam Tak hanya Membunuh Kecacingan
Tak hanya Negara Indonesia dinegara –negara lainnya juga menggunakan tanaman herbal sebagai obat tradisional, salah satu tanaman rempah yang dibawa ke Negara Indonesia adalah Temu Hitam, Temu Hitam adalah jenis tanaman temu – temu yang masih 1 suku / 1 keluarga dengan (Zingiberaceae), kebanyakan jenis tersebut terdapat dan tumbuh ditanah jawa, namun menurut pakar peneliti ( Sastrapradja,1997) .Temu Hitam ( Curcuma aeruginosa Roxb. ) berasal dari Myanmar, kemudian menyebar ke daerah tropika lainnya seperti di Negara Indonesia.
Kemudian temu hitam dikenal di Indonesia karena tanahnya yang subur temu hitam tumbuh dengan baik ditanah jawa. Pada masa itu temu hitam mulai digunakan sebagai obat tradisional, temu hitam yang diseduh berguna membersihkan darah wanita dalam masa nifas dan obat penyakit kulit ( kudis, borok, gatal –gatal ) . dan tak hanya itu khasiatnya dapat meluruhkan dahak , penambah nafsu makan dan obat cacing. Temu hitam biasanya ditanaman diantara pohon pohon jati , sangat banyak dijumpai di daerah jawa tengah dan jawa barat. Dari sela sela pohon jati masyarakat memanfaatkannya sebagai tempat untuk menanam temu hitam.
Namun di perjalanannya temu ihtam mempunyai beberapa nama diantaranya : Temu ireng adalah pangilan orang jawa tak hanya itu dalam bahasa daerah dikenal dengan beberapa nama, antara lain : temu hitam (Minang), koneng hideung (Sunda), temu ireng (Jawa), temu ireng (Madura), dan temu erang (Sumatra). namun ada peneliti yang menyebutkan bahwa Tanaman ini berasal dari Burma, kemudian menyebar ke daerah-daerah tropis lainnya, terutama di wilayah Indo- Malaya, termasuk Indonesia (Rahmat, 2004 :12-14) ,ciri tanaman ini hampir sama dengan sahabatnya yaitu TEMU PUTIH yang sudah dibahas di artikel sebelumnya , TEMU HITAM mempunyai Tinggi mencapai dua meter dan lebar rumpun 26,90 cm.
Jika ditanam di dataran rendah, tiap rumpun dapat menghasilkan dua belas anakan, sedangkan di dataran tinggi hanya sekitar lima anakan per rumpun. Permukaan daun bagian atas bergaris menyirip dan pinggiran daun rata. Daun tidak berbulu dan ibu tulang daun atau kedua sisinya berwarna cokelat merah sampai ungu. Ukuran panjang daun rata-rata 39,20 cm dan lebar 12,20 cm. Jika dipotong melintang, rimpang berwarna putih dan berbentuk cincin. Jika diirisiris, rimpang akan tampak seperti cincin berwarna biru atau kelabu. Kulit rimpang tua umumnya berwarna putih kotor, sedangkan dagingnya kelabu. Rimpang cukup harum dan berasa getir.
Rimpang rasanya pahit, tajam, dingin. Rimpang berkhasiat untuk membangkitkan nafsu makan, melancarkan keluarnya darah kotor setelah melahirkan, penyakit kulit seperti kudis, dan borok, perut mules (kolik) ,sariawan, batuk, sesak nafas, dan cacingan, encok, kegemukan badan. (Setiawan,2005)
Khasiat yang terdapat di Rempah Temu hitam sangat dapat diandalkan untuk digunakan sebagai pengobatan secara tradisional. Lalu apa saja yang terkandung dalam rempah ini ?
Rimpang temu ireng mengandung saponin, minyak atsiri, flavonoid, kurkuminoid, zat pahit, damar, lemak, mineral, minyak dan saponin. Kandungan minyak atsiri terbesar terdapat pada irisan temu ireng, dan kadar minyak atsiri maksimal terdapat pada waktu rimpang belum bertunas dan mengeluarkan batang atau daun yang tumbuh. (Widyawati M, Darsono FI, Senny YE, 2003).
Minyak atsiri adalah bagian komponen tanaman yang mempunyai banyak manfaatnya. Salah satunya manfaat dalam bidang kesehatan yaitu sebagai anti bakteri. Minyak atsiri berupa cairan kental kuning emas mengandung Monoterpen dan Sesquiterpen. Monoterpen Curcuma aeruginosa terdiri dari Monoterpen Hidrokarbon (alfa pinen, D-kamfen), Monoterpen Alkohol (D-borneol), Monoterpen Keton (D-kamfer), dan Monoterpen Oksida (sineol). Dari hasil penelitian dikemukakan bahwa minyak atsiri memiliki anti mikroba terhadap S. aureus dan E.coli.
Kadungan minyak atsiri juga terdapat pada rempah lainnya, Temu Hitam dikenal dapat menyembuhkan Luka Luar. Penyebab terjadinya luka dapat disebabkan oleh berbagai macam dan termasuk jenis lukanya. Luka akan menimbulkan seperti kerusakan kulit, jaringan otot, bahkan sampai tulang. Luka terdiri dari beberapa kategori yaitu luka abrosi (lecet), luka laserasi (luka robek), luka kontusio (luka memar), dan luka tusuk (Lazuardi, 2010).
Minyak atsiri yang terdapat dalam batang serai dapat menghambat pertumbuhan bakteri yaitu dengan cara merusak dinding sel bakteri, karena bakteri Bakteri memiliki lapisan luar yang disebut dinding sel yang dapat mempertahankan bentuk bakteri dan melindungi membran protoplasma dibawahnya. Selain itu, minyak atsiri juga memiliki kemampuan merubah molekul protein dan asam nukleat.Tak hanya bisa mengobati luka luar, tapi Temu Ireng dapat mengobati penyakit dalam .
Hasil Penelitian
- F.X.S. Dirdjosudjono, Taroeno, Sudjiman, dkk, Bagian Farmakolgi Fakultas Kedokteran Hewan dan Bagian Farmakologi Farmasi, Fakultas Farmasi UGM. Perasan rimpang Temuhitam dapat membunuh cacing ascaris babi seperti piperasin sitrat. Cairan rimpang dapat menekan amplitude kontraksi spontan usus kelinci.
- Taroeno, Kun Sumardiyah S, dan Sugiyanto, Bagian Biologi Farmasi, Fakutas Farmasi UGM. Menyatakan bahwa berdasarkan penelitiannya, daya membunuh cacing dari rimpang temuhitam pada cacing ascaris babi secara in vitro, ternyata daya anthelmintik minyak atsirinya paling kuat dibandingkan dengan perasan ataupun infuse temuhitam.
- Endah Eny Riayati Fakultas Farmasi UGM, tahun 1989, Melakukan penelitian daya anthelmintik rebusan rimpang temuhitam terhadap Ascaridia galli secara in vitro. Ternyata rebusan irisan temuhitam dapat mematikan cacing dalam waktu 7-17 jam, sediaan rebusan parutan dalam waktu 11-20 jam dan sediaan serbuk dalam waktu 11-25 jam.
Penyakit cacingan diderita oleh hampir 80% penduduk Indonesia, baik anak-anak maupun dewasa. Penyakit ini sering mengenai anak usia balita dan sekolah dasar, serta orang dewasa yang bekerja di daerah pertambangan atau pertanian.
Gejala serangan kecacingan antara lain terdapat gangguan pencernaan ringan, seperti sakit perut, mual, dan nafsu makan berkurang.
Tips Sehat Terhindar dari Kecacingan :
- Biasakan mencuci tangan sebelum makan.
- Mencuci badan, terutama tangan dan kaki dengan air dan sabun dengan bersih.
- Apabila mengkonsumsi sayuran mentah dicuci bersih terlebih dahulu.
- Secara teratur 3 bulan sekali wajib mengkonsumsi obat cacing.
- Untuk pemakaian oral ( diminum ) TEMU HITAM (seukuran ibu jari), cuci dan iris tipis- tipis. Rebus dengan 2 gelas air sampai tersisa 1 gelas. Setelah dingin disaring, lalu bagi untuk 2 kali minum pagi dan sorehari sebelum makan.
- Untuk pemakaian Luar Rimpang segar dicuci secukupnya,kupas, dan giling sampai halus. Tambahkan minyak kelapa, aduk merata. Gunakan untuk menutup kudus, borok, dan ramuan kulit.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima klasih kunjunganya